Konsep Dasar
Pendidikan Seni Rupa Ke SD an
Diajukan untuk memenuhi Tugas Terstruktur
dari Bapak Abdul Soleh, S.Pd., M.Pd.
Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa

Disusun oleh :
1.
Anis Khoerun Nisa 050111.1002
2.
Khusnul Khotimah 050111.1008
3.
Slamet Riyadi 050111.1020
4.
Umi Hani 050111.1024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU) CIREBON
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk
menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni
merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual
maupun audio. Seni terdiri dari musik, tari, rupa, dan drama/sastra. Seni rupa
merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan terwujud nyata (rupa).
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa tujuan
diselenggarakannya mata pelajaran seni di sekolah?
2.
Apa fungsi dari
seni rupa?
3.
Dalam seni musik
terdapat beberapa kelompok atau aliran (genre), bagaimana didalam seni rupa?
I.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
Penulisan Makalah ini adalah:
1)
Untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai tujuan diselenggarakannya mata pelajaran pendidikan seni.
2)
Untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai
seni khususnya seni
rupa.
3)
Untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai reaksi
gelap pada proses fotosintesis.
4)
Untuk
memenuhi tugas terstruktur dari
Bapak Abdul Soleh,S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Seni Rupa.
BAB II
PEMBAHASAN
Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk
menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni
merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual
maupun audio. Seni terdiri dari musik, tari, rupa, dan drama/sastra. Seni rupa
merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan terwujud nyata (rupa).
A. Klasifikasi
Seni
Pembagian Seni atau klasifikasi pengelompokan, proses
penciptaan karya seni, seorang seniman selalu berhubungan dengan media dipilih,
teknik dipergunakan, serta cara menikmatinya. Dari hal tersebut, seni dibagi menjadi seni audio,
seni visual, dan seni audiovisual.
1)
Seni Audio (Auditory Art) adalah seni yang
dapat dinikmati dengan indra pendengaran (telinga)
2)
Seni Visual (Visual Art) dapat dilihat dengan mata
(dinikmati dengan mata)
3)
Seni Audiovisual (Auditory Visual Art) dapat dinikmati
dengan telinga dan mata
Pembagian seni secara umum berdasarkan
penikmatannya dibagi menjadi
lima cabang, yaitu sebagai berikut.
lima cabang, yaitu sebagai berikut.
1)
Seni Rupa
2)
Seni Musik
3)
Seni Tari
4)
Seni Teater
5)
Seni Sastra
B.
Pendidikan Seni
Dalam Kurikulum
Dalam kurikulum 2004 yang disebut
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tampaknya ada perubahan kearah perbaikan
posisi pendidikan seni. Pendekatan ini mempertegas arah pembelajaran kepada
kompetensi yang diharapkan serta memperlihatkan proses pembelajaran berdasar
pentahapan kompetensi. Pada tahun 2006 mulai diterapkan kurikulum 2006.
Kurikulum ini dikenal dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dalam
pendidikan seni terjadi perubahan nama menjadi SBK (Seni Budaya dan
Keterampilan), sedangkan di tingkat sekolah menengah dikenal dengan sebutan
Seni Budaya. Pendidikan seni dalam kurikulum ini menekankan isi pembelajaran
ialah apresiasi dan kreasi dengan menekankan pada materi seni lokal,nasional
dan mancanegara.
Pada dasarnya pendidikan seni di
sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga
terbentuk sikap kritis, apresiasif dan kreatif pada diri siswa secara
menyeluruh. Sikap ini akan tumbuh, apabila dilakukan serangkaian proses
kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, dan
pertumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas
seni di dalam kelas dan atau di luar kelas. Dengan demikian pendidikan seni
melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan
yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berapresiasi dan
berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran (seni rupa,musik, tari, dan teater).
Masing-masing mencakup materi sesuai dengan bidang seni dan aktivitas dalam
gagasan-gagasan seni, keterampilan berkarya seni serta berapresiasi dengan
memperhatikan konteks sosial budaya masyarakat (Diknas, 2004:3).
C.
Pengertian Seni Rupa
Seni Rupa adalah salah
satu bagian kesenian yang berbentuk dua atau tiga dimensi dan memiliki panjang
dan lebar, serta volume. Seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan
manusia yang diwujudkan melalui pengolahan media dan penataan elemen serta
prinsip-prinsip desain.
Seni rupa adalah seni
yang cara pengungkapannya diwujudkan dalam bentuk rupa, yang meliputi unsur
garis, warna, bidang, tekstur, gelap terang, dan titik. Seni
rupa merupakan realisasi imajinasi yang
tanpa batas dan tidak ada batasan dalam sebuah karya seni. Sehingga dalam
berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi.
Dalam seni rupa murni,
karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga
objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari satu media yang ada
(sebagai catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).
Unsur-unsur Seni Rupa :
1. Garis
2.
Bidang
3.
Bentuk
4.
Arah
5.
Ukuran
6.
Warna
7.
Gelap Terang
D.
Tujuan
Pendidikan Seni Rupa
Fungsi
dan tujuan pendidikan seni adalah menumbuhkan sikap toleransi, demokrasi dan
beradap serta mampu hidup rukun dalam masyarakat majemuk, mengembangkan
kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan
rasa, keterampilan serta mampu menerapkan teknologi dalam berkreasi dan dalam
memamerkan dan mempergelarkan karya seni.
E.
Karya Seni Rupa Menurut Fungsi atau Manfaatnya
Seni besar sekali
manfaatnya dalam kehidupan manusia, baik dapat dirasakan secara langsung
ataupun tidak. Di bawah ini diuraikan dua jenis fungsi seni rupa:
1. Seni Rupa Murni (Fine Art)
Karya seni rupa ini diciptakan dengan
bebas tanpa memperhitungkan segi fungsi atau manfaat. Seniman atau pelukis
menciptakan karya seni ini dengan bebas mengekspresikan isi hati atau idenya.
Karya seni murni ini berfungsi sebagai fungsi individual. Jenis karya seni rupa
ini contohnya: seni lukis, seni patung, seni grafika dan sebagainya.
2. Seni Rupa Terapan (Applied Art)
Karya seni rupa ini diciptakan selain
mempertimbangkan unsur estetika juga untuk dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Jenis karya seni rupa ini contohnya: seni bangunan, perabot rumah
tangga, kendaraan, seni taman, reklame, ilustrasi, seni kerajinan, tata rias
dan busana, seni batik dan lain-lain. Karya seni terapan dapat berfungsi
sebagai fungsi sosial.
F.
Prinsip-Prinsip
Seni Rupa
1.
Prinsip Keseimbangan/Balance
Prinsip keseimbangan adalah berkenaan dengan kualitas
bobot atau kesan berat ringannya suatu karya. Keseimbangan dapat dibuat secara
formal atau dengan istilah yang lazim disebut setangkep (jawa) atau simetris.
Keseimbangan dapat di buat pula secara informal atau asimetris dan keseimbangan
radial atau memancar.
2.
Prinsip Kesatuan/Unity
Prinsip ini dapat tercapai apabila terpenuhi prinsip
keseimbangan, irama, penekanan, proporsi, dan keselarasan. Teori-teori
Psikologi Gestalt tentang kedekatan, ketertutupan dan kesamaan dapat membantu
terpenuhinya prinsip kesatuan dalam karya Seni Rupa.
3.
Prinsip Irama
Prinsip ini di timbulkan dari kesan gerak dari unsur yang
melekat pada karyanya yang dapat diupayakan melalui pengulangan, pergantian,
perubahan ukuran, dan gerak mengalun.
4.
Centre of Interst
Di sebut juga prinsip dominasi, atau pusat perhatian,
atau klimak adalah upaya penampilan pada bagaian tertentu dari karya Seni Rupa
yang menarik perhatian dengan cara pengaturan posisi, perbedaan ukuran,
perbedaan warna, atau unsur lain, dan pengaturan arah unsur-unsur.
5.
Prinsip Proporsi atau Perbandingan :
Prinsip
proporsi adalah upaya pengaturan yang berkenaan dengan ukuran antara bagian
satu dengan bagian lainnya. Besar kecil, luas, sempit, panjang pendek, atau
tinggi rendah adalah persoaalan Proporsi. Dalam Seni Rupa prinsip proporsi ini
digunakan untuk mempertimbangkan perbandingan bidang kertas atau kanvas dengan
objek yang digambar atau di lukis. Prinsip perbandingan lebih menekankan pada varisasi
atau keragaman ukuran unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu
kesatuan yang utuh.
6.
Prinsip Keselarasan
Lazim disebut dengan prinsip Harmoni atau Keserasian
adalah timbul dengan adanya kesamaan, kesesuaian, dan tidak adanya
pertentangan. Dalam Seni Rupa prinsip Keselarasan dapat dibuat dengan cara
menata unsur-unsur yang mungkin sama, sesuai dan tidak ada yang berbeda secara
mencolok.
G.
Tema dan Gaya
dalam Seni Rupa
Berbagai
karya seni rupa di sekeliling kita, memiliki banyak macam ragamnya. Keragaman
tersebut dapat terluhat dari bentuknya, warnanya, bahan bakunya, alat
pembuatannya, fungsinya atau pemanfaatannya. Dari begitu banyak ragamnya tadi,
para ahli membuat penggolongan tentang jenis-jenis karya seni rupa.
Penggolongan atas jenisnya adalah pembedaan antara karakteristik karya yang
satu dengan yang lainnya. Dalam hal karya seni rupa
menurut wujudnya dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni :
1.
Seni Rupa Dua
Dimensi
Seni rupa dua dimensi adalah karya seni
rupa yang mempunyai dua ukuran, yakni panjang dan lebar. Karya seni rupa ini
hanya dapat dihayati ataupun dilihat dari satu arah yaitu dari depan.
Contohnya: seni lukis, seni ilustrasi, seni batik seni grafik, sketsa dan
lain-lain.
2.
Seni Rupa Tiga
Dimensi
Seni rupa tiga dimensi adalah karya seni
rupa yang memiliki tiga ukuran panjang, lebar dan tinggi atau tebal (mempunyai
volume). Karya seni rupa ini dapat dinikmati atau dihayati dari beberapa arah
pandang. Contohnya: seni patung, seni kriya, seni bangunan, seni dekorasi, seni
taman dan lain-lain.
Tema
dapat dikatakan sebagai pokok pikiran atau persoalan yang mendasari kegiatan
(dalam hal ini kegiatan berkesenian). Dalam penciptaan seni rupa misalnya,
dikenal tema “perjuangan”, “kemanusiaan”, “keagamaan”, “lingkungan hidup”,
“kelautan”, “kesehatan”, “sosial” dll. Dari tema-tema itu dapat diuraikan
menjadi judul-judul, misalnya “ibu dan anak”, “pengemis”, “bunga mawar”, dll.
Adapun yang dimaksud dengan ”gaya” dalam karya seni rupa, adalah model
penampilan dari suatu karya. Contohnya antara lain:
1.
Gaya dekoratif, yaitu penampilan
karya yang lebih mengutamakan keindahan garis, bidang warna. Warna pada bidang
tidak memiliki kesan terang gelap, tetapi rata/datar saja. Garis diusahakan
lancar, rapi. Bentuk tidak menuruti benda aslinya, tetapi direkayasa demi
keindahan.
2. Gaya naturalis, yaitu penampilan karya yang memperlihatkan ketelitian
seniman dalam menggambarkan objek secara rinci, sesuai dengan bentuk aslinya
(haslinya menyerupai hasil pemotretan).
3. Gaya abstrak, yaitu penampilan/pengwujudan karya yang tidak- mengingatkan
kepada bentuk atau objek yang ada di alam. Yang tampak pada lukisan misalnya
hanya komposisi warna-warna atau bidang; pada patung hanya tampak sebongkah
bentuk bebas tiga dimensi.
4.
Gaya stilasi, yaitu penampilan objek dengan menggayakan atau membuat
indah, dengan garis meliuk-liuk, melingkar-lingkar agar tampak indah (dalam hal
ini, stilasi dapat dipandang bagian dari dekorasi). Gaya stilasi lazim dibuat
pada hiasan atau ornamen seni hias Indonesia klasik (perhatikan motif batik,
hiasan pinggir bingkai Al- Qur’an, ukiran pada mebel)
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pada dasarnya pendidikan seni di
sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga
terbentuk sikap kritis, apresiasif dan kreatif pada diri siswa secara
menyeluruh. Sikap ini akan tumbuh, apabila dilakukan serangkaian proses
kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, dan
pertumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas
seni di dalam kelas dan atau di luar kelas. Dengan demikian pendidikan seni
melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan
yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berapresiasi dan
berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran (seni rupa,musik, tari, dan teater).
Masing-masing mencakup materi sesuai dengan bidang seni dan aktivitas dalam
gagasan-gagasan seni, keterampilan berkarya seni serta berapresiasi dengan
memperhatikan konteks sosial budaya masyarakat (Diknas, 2004:3).
Fungsi seni rupa yaitu
1.
Seni Rupa
Murni (Fine Art)
Karya seni rupa ini diciptakan dengan
bebas tanpa memperhitungkan segi fungsi atau manfaat. Seniman atau pelukis
menciptakan karya seni ini dengan bebas mengekspresikan isi hati atau idenya.
Karya seni murni ini berfungsi sebagai fungsi individual. Jenis karya seni rupa
ini contohnya: seni lukis, seni patung, seni grafika dan sebagainya.
2.
Seni Rupa Terapan (Applied Art)
Karya seni rupa ini diciptakan selain
mempertimbangkan unsur estetika juga untuk dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Jenis karya seni rupa ini contohnya: seni bangunan, perabot rumah
tangga, kendaraan, seni taman, reklame, ilustrasi, seni kerajinan, tata rias
dan busana, seni batik dan lain-lain. Karya seni terapan dapat berfungsi
sebagai fungsi sosial.
Dalam
karya seni rupa terdapat model penampilan dari suatu karya atau disebut dengan
gaya. Dalam seni musik hal ini sama dengan aliran atau genre. Contohnya antara
lain:
a.
Gaya dekoratif, yaitu penampilan
karya yang lebih mengutamakan keindahan garis, bidang warna. Warna pada bidang
tidak memiliki kesan terang gelap, tetapi rata/datar saja. Garis diusahakan
lancar, rapi. Bentuk tidak menuruti benda aslinya, tetapi direkayasa demi
keindahan.
b.
Gaya naturalis, yaitu penampilan karya yang memperlihatkan ketelitian
seniman dalam menggambarkan objek secara rinci, sesuai dengan bentuk aslinya
(haslinya menyerupai hasil pemotretan).
c.
Gaya abstrak, yaitu penampilan/pengwujudan karya yang tidak-
mengingatkan kepada bentuk atau objek yang ada di alam. Yang tampak pada
lukisan misalnya hanya komposisi warna-warna atau bidang; pada patung hanya
tampak sebongkah bentuk bebas tiga dimensi.
d.
Gaya stilasi, yaitu penampilan objek dengan menggayakan atau membuat
indah, dengan garis meliuk-liuk, melingkar-lingkar agar tampak indah (dalam hal
ini, stilasi dapat dipandang bagian dari dekorasi). Gaya stilasi lazim dibuat
pada hiasan atau ornamen seni hias Indonesia klasik (perhatikan motif batik,
hiasan pinggir bingkai Al- Qur’an, ukiran pada mebel)
REFERENSI
Sudrajat, Asep. 2010. Bentuk dan Jenis Karya Seni Rupa. http://asepsud.wordpress.com/2010/10/16/bentuk-dan-jenis-karya-seni-rupa/.
Diakses tanggal 13 Maret 2014
Wicaksono, Andri. 2012. Konsep Pendidikan Seni. http://andriew.blogspot.com/2012/01/konsep-pendidikan-seni.html.
diakses tanggal 13 Maret 2014
KEMHAN. 2012. Pembagian Seni atau Klasifikasi. http://www.kemhan.com/2012/08/pembagian-seni-atau-klasifikasi.html.
diakses tanggal 13 Maret 2014
Live Terbaru. 2013. Pengertian Seni Rupa Lengkap. http://liveterbaru.blogspot.com/2013/11/pengertian-seni-rupa-lengkap.html.
diakses tanggal 13 Maret 2014
Firmansyah, Elman. 2012. Prinsip-Prinsip
Seni Rupa & Macam-Macam Seni. http://multimediafive.blogspot.com/2012/05/prinsip-prinsip-seni-rupa-macam-macam_8330.html.
diakses tanggal 13 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar