Senin, 17 Maret 2014

Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa Ke SD an


Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa Ke SD an
Diajukan untuk memenuhi Tugas Terstruktur
dari Bapak Abdul Soleh, S.Pd., M.Pd.  
Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa






Disusun oleh :
                    1.      Anis Khoerun Nisa           050111.1002
                    2.      Khusnul Khotimah            050111.1008
                    3.      Slamet Riyadi                   050111.1020
                    4.      Umi Hani                          050111.1024



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU) CIREBON
2014




BAB I
PENDAHULUAN

I.1          Latar Belakang Masalah
Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari musik, tari, rupa, dan drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan terwujud nyata (rupa).

I.2          Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis membuat  rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa tujuan diselenggarakannya mata pelajaran seni di sekolah?
2.      Apa fungsi dari seni rupa?
3.      Dalam seni musik terdapat beberapa kelompok atau aliran (genre), bagaimana didalam seni rupa?

I.3          Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah:
1)      Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai tujuan diselenggarakannya mata pelajaran pendidikan seni.
2)      Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai seni khususnya seni  rupa.
3)      Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai reaksi gelap pada proses fotosintesis.
4)      Untuk memenuhi tugas terstruktur dari Bapak Abdul Soleh,S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Seni Rupa.




BAB II
PEMBAHASAN

Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari musik, tari, rupa, dan drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan terwujud nyata (rupa).
A. Klasifikasi Seni
Pembagian Seni atau klasifikasi pengelompokan, proses penciptaan karya seni, seorang seniman selalu berhubungan dengan media dipilih, teknik dipergunakan, serta cara menikmatinya. Dari hal tersebut, seni dibagi menjadi seni audio, seni visual, dan seni audiovisual.
1)      Seni Audio (Auditory Art) adalah seni yang dapat dinikmati dengan indra pendengaran (telinga)
2)      Seni Visual (Visual Art) dapat dilihat dengan mata (dinikmati dengan mata)
3)      Seni Audiovisual (Auditory Visual Art) dapat dinikmati dengan telinga dan mata
Pembagian seni secara umum berdasarkan penikmatannya dibagi menjadi
lima cabang, yaitu sebagai berikut.
1)      Seni Rupa
2)      Seni Musik
3)      Seni Tari
4)      Seni Teater
5)      Seni Sastra
B.     Pendidikan Seni Dalam Kurikulum
Dalam kurikulum 2004 yang disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tampaknya ada perubahan kearah perbaikan posisi pendidikan seni. Pendekatan ini mempertegas arah pembelajaran kepada kompetensi yang diharapkan serta memperlihatkan proses pembelajaran berdasar pentahapan kompetensi. Pada tahun 2006 mulai diterapkan kurikulum 2006. Kurikulum ini dikenal dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dalam pendidikan seni terjadi perubahan nama menjadi SBK (Seni Budaya dan Keterampilan), sedangkan di tingkat sekolah menengah dikenal dengan sebutan Seni Budaya. Pendidikan seni dalam kurikulum ini menekankan isi pembelajaran ialah apresiasi dan kreasi dengan menekankan pada materi seni lokal,nasional dan mancanegara.
Pada dasarnya pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini akan tumbuh, apabila dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, dan pertumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di luar kelas. Dengan demikian pendidikan seni melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran  (seni rupa,musik, tari, dan teater). Masing-masing mencakup materi sesuai dengan bidang seni dan aktivitas dalam gagasan-gagasan seni, keterampilan berkarya seni serta berapresiasi dengan memperhatikan konteks sosial budaya masyarakat (Diknas, 2004:3).
C.    Pengertian Seni Rupa
Seni Rupa adalah salah satu bagian kesenian yang berbentuk dua atau tiga dimensi dan memiliki panjang dan lebar, serta volume. Seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan media dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain. 
Seni rupa adalah seni yang cara pengungkapannya diwujudkan dalam bentuk rupa, yang meliputi unsur garis, warna, bidang, tekstur, gelap terang, dan titik. Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam sebuah karya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi.
Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari satu media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).
Unsur-unsur Seni Rupa :
1.      Garis
2.      Bidang
3.      Bentuk
4.      Arah
5.      Ukuran
6.      Warna
7.      Gelap Terang
D.    Tujuan Pendidikan Seni Rupa
Fungsi dan tujuan pendidikan seni adalah menumbuhkan sikap toleransi, demokrasi dan beradap serta mampu hidup rukun dalam masyarakat majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan serta mampu menerapkan teknologi dalam berkreasi dan dalam memamerkan dan mempergelarkan karya seni.
E.     Karya Seni Rupa Menurut Fungsi atau Manfaatnya
Seni besar sekali manfaatnya dalam kehidupan manusia, baik dapat dirasakan secara langsung ataupun tidak. Di bawah ini diuraikan dua jenis fungsi seni rupa:
1.      Seni Rupa Murni (Fine Art) 
Karya seni rupa ini diciptakan dengan bebas tanpa memperhitungkan segi fungsi atau manfaat. Seniman atau pelukis menciptakan karya seni ini dengan bebas mengekspresikan isi hati atau idenya. Karya seni murni ini berfungsi sebagai fungsi individual. Jenis karya seni rupa ini contohnya: seni lukis, seni patung, seni grafika dan sebagainya.
2.      Seni Rupa Terapan (Applied Art)
Karya seni rupa ini diciptakan selain mempertimbangkan unsur estetika juga untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis karya seni rupa ini contohnya: seni bangunan, perabot rumah tangga, kendaraan, seni taman, reklame, ilustrasi, seni kerajinan, tata rias dan busana, seni batik dan lain-lain. Karya seni terapan dapat berfungsi sebagai fungsi sosial.
F.     Prinsip-Prinsip Seni Rupa
1.      Prinsip Keseimbangan/Balance
Prinsip keseimbangan adalah berkenaan dengan kualitas bobot atau kesan berat ringannya suatu karya. Keseimbangan dapat dibuat secara formal atau dengan istilah yang lazim disebut setangkep (jawa) atau simetris. Keseimbangan dapat di buat pula secara informal atau asimetris dan keseimbangan radial atau memancar.
2.      Prinsip Kesatuan/Unity  
Prinsip ini dapat tercapai apabila terpenuhi prinsip keseimbangan, irama, penekanan, proporsi, dan keselarasan. Teori-teori Psikologi Gestalt tentang kedekatan, ketertutupan dan kesamaan dapat membantu terpenuhinya prinsip kesatuan dalam karya Seni Rupa.
3.      Prinsip Irama
Prinsip ini di timbulkan dari kesan gerak dari unsur yang melekat pada karyanya yang dapat diupayakan melalui pengulangan, pergantian, perubahan ukuran, dan gerak mengalun.
4.      Centre of Interst
Di sebut juga prinsip dominasi, atau pusat perhatian, atau klimak adalah upaya penampilan pada bagaian tertentu dari karya Seni Rupa yang menarik perhatian dengan cara pengaturan posisi, perbedaan ukuran, perbedaan warna, atau unsur lain, dan pengaturan arah unsur-unsur.
5.      Prinsip Proporsi atau Perbandingan :
Prinsip proporsi adalah upaya pengaturan yang berkenaan dengan ukuran antara bagian satu dengan bagian lainnya. Besar kecil, luas, sempit, panjang pendek, atau tinggi rendah adalah persoaalan Proporsi. Dalam Seni Rupa prinsip proporsi ini digunakan untuk mempertimbangkan perbandingan bidang kertas atau kanvas dengan objek yang digambar atau di lukis. Prinsip perbandingan lebih menekankan pada varisasi atau keragaman ukuran unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu kesatuan yang utuh.
6.      Prinsip Keselarasan  
Lazim disebut dengan prinsip Harmoni atau Keserasian adalah timbul dengan adanya kesamaan, kesesuaian, dan tidak adanya pertentangan. Dalam Seni Rupa prinsip Keselarasan dapat dibuat dengan cara menata unsur-unsur yang mungkin sama, sesuai dan tidak ada yang berbeda secara mencolok.
G.    Tema dan Gaya dalam Seni Rupa
Berbagai karya seni rupa di sekeliling kita, memiliki banyak macam ragamnya. Keragaman tersebut dapat terluhat dari bentuknya, warnanya, bahan bakunya, alat pembuatannya, fungsinya atau pemanfaatannya. Dari begitu banyak ragamnya tadi, para ahli membuat penggolongan tentang jenis-jenis karya seni rupa. Penggolongan atas jenisnya adalah pembedaan antara karakteristik karya yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal karya seni rupa menurut wujudnya dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni :
1.      Seni Rupa Dua Dimensi
Seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai dua ukuran, yakni panjang dan lebar. Karya seni rupa ini hanya dapat dihayati ataupun dilihat dari satu arah yaitu dari depan. Contohnya: seni lukis, seni ilustrasi, seni batik seni grafik, sketsa dan lain-lain.
2.      Seni Rupa Tiga Dimensi
Seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki tiga ukuran panjang, lebar dan tinggi atau tebal (mempunyai volume). Karya seni rupa ini dapat dinikmati atau dihayati dari beberapa arah pandang. Contohnya: seni patung, seni kriya, seni bangunan, seni dekorasi, seni taman dan lain-lain.
Tema dapat dikatakan sebagai pokok pikiran atau persoalan yang mendasari kegiatan (dalam hal ini kegiatan berkesenian). Dalam penciptaan seni rupa misalnya, dikenal tema “perjuangan”, “kemanusiaan”, “keagamaan”, “lingkungan hidup”, “kelautan”, “kesehatan”, “sosial” dll. Dari tema-tema itu dapat diuraikan menjadi judul-judul, misalnya “ibu dan anak”, “pengemis”, “bunga mawar”, dll. Adapun yang dimaksud dengan ”gaya” dalam karya seni rupa, adalah model penampilan dari suatu karya. Contohnya antara lain:
1.      Gaya dekoratif,  yaitu penampilan karya yang lebih mengutamakan keindahan garis, bidang warna. Warna pada bidang tidak memiliki kesan terang gelap, tetapi rata/datar saja. Garis diusahakan lancar, rapi. Bentuk tidak menuruti benda aslinya, tetapi direkayasa demi keindahan.
2.      Gaya naturalis, yaitu penampilan karya yang memperlihatkan ketelitian seniman dalam menggambarkan objek secara rinci, sesuai dengan bentuk aslinya (haslinya menyerupai hasil pemotretan).
3.      Gaya abstrak, yaitu penampilan/pengwujudan karya yang tidak- mengingatkan kepada bentuk atau objek yang ada di alam. Yang tampak pada lukisan misalnya hanya komposisi warna-warna atau bidang; pada patung hanya tampak sebongkah bentuk bebas tiga dimensi.
4.      Gaya stilasi, yaitu penampilan objek dengan menggayakan atau membuat indah, dengan garis meliuk-liuk, melingkar-lingkar agar tampak indah (dalam hal ini, stilasi dapat dipandang bagian dari dekorasi). Gaya stilasi lazim dibuat pada hiasan atau ornamen seni hias Indonesia klasik (perhatikan motif batik, hiasan pinggir bingkai Al- Qur’an, ukiran pada mebel)




BAB III
PENUTUP

III.1     Kesimpulan
Pada dasarnya pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini akan tumbuh, apabila dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, dan pertumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di luar kelas. Dengan demikian pendidikan seni melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran  (seni rupa,musik, tari, dan teater). Masing-masing mencakup materi sesuai dengan bidang seni dan aktivitas dalam gagasan-gagasan seni, keterampilan berkarya seni serta berapresiasi dengan memperhatikan konteks sosial budaya masyarakat (Diknas, 2004:3).
Fungsi seni rupa yaitu
1.      Seni Rupa Murni (Fine Art) 
Karya seni rupa ini diciptakan dengan bebas tanpa memperhitungkan segi fungsi atau manfaat. Seniman atau pelukis menciptakan karya seni ini dengan bebas mengekspresikan isi hati atau idenya. Karya seni murni ini berfungsi sebagai fungsi individual. Jenis karya seni rupa ini contohnya: seni lukis, seni patung, seni grafika dan sebagainya.
2.      Seni Rupa Terapan (Applied Art)
Karya seni rupa ini diciptakan selain mempertimbangkan unsur estetika juga untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis karya seni rupa ini contohnya: seni bangunan, perabot rumah tangga, kendaraan, seni taman, reklame, ilustrasi, seni kerajinan, tata rias dan busana, seni batik dan lain-lain. Karya seni terapan dapat berfungsi sebagai fungsi sosial.
Dalam karya seni rupa terdapat model penampilan dari suatu karya atau disebut dengan gaya. Dalam seni musik hal ini sama dengan aliran atau genre. Contohnya antara lain:
a.       Gaya dekoratif,  yaitu penampilan karya yang lebih mengutamakan keindahan garis, bidang warna. Warna pada bidang tidak memiliki kesan terang gelap, tetapi rata/datar saja. Garis diusahakan lancar, rapi. Bentuk tidak menuruti benda aslinya, tetapi direkayasa demi keindahan.
b.      Gaya naturalis, yaitu penampilan karya yang memperlihatkan ketelitian seniman dalam menggambarkan objek secara rinci, sesuai dengan bentuk aslinya (haslinya menyerupai hasil pemotretan).
c.       Gaya abstrak, yaitu penampilan/pengwujudan karya yang tidak- mengingatkan kepada bentuk atau objek yang ada di alam. Yang tampak pada lukisan misalnya hanya komposisi warna-warna atau bidang; pada patung hanya tampak sebongkah bentuk bebas tiga dimensi.
d.      Gaya stilasi, yaitu penampilan objek dengan menggayakan atau membuat indah, dengan garis meliuk-liuk, melingkar-lingkar agar tampak indah (dalam hal ini, stilasi dapat dipandang bagian dari dekorasi). Gaya stilasi lazim dibuat pada hiasan atau ornamen seni hias Indonesia klasik (perhatikan motif batik, hiasan pinggir bingkai Al- Qur’an, ukiran pada mebel)


REFERENSI

Sudrajat, Asep. 2010. Bentuk dan Jenis Karya Seni Rupa.  http://asepsud.wordpress.com/2010/10/16/bentuk-dan-jenis-karya-seni-rupa/. Diakses tanggal 13 Maret 2014
Wicaksono, Andri. 2012. Konsep Pendidikan Seni. http://andriew.blogspot.com/2012/01/konsep-pendidikan-seni.html. diakses tanggal 13 Maret 2014
KEMHAN. 2012. Pembagian Seni atau Klasifikasi. http://www.kemhan.com/2012/08/pembagian-seni-atau-klasifikasi.html. diakses tanggal 13 Maret 2014
Live Terbaru. 2013. Pengertian Seni Rupa Lengkap. http://liveterbaru.blogspot.com/2013/11/pengertian-seni-rupa-lengkap.html. diakses tanggal 13 Maret 2014
Firmansyah, Elman. 2012.  Prinsip-Prinsip Seni Rupa & Macam-Macam Seni. http://multimediafive.blogspot.com/2012/05/prinsip-prinsip-seni-rupa-macam-macam_8330.html. diakses tanggal 13 Maret 2014
Wikipedia. 2014. Seni Rupa. http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa. diakses tanggal 13 Maret 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar